Minggu, 08 Oktober 2017

KALA PENGEMUDI BUS MENJADI ARTIS MEDIA SOSIAL




 



(Jakarta – haltebus.com) Perkembangan dunia internet sejak awal tahun 2000 di Indonesia membawa berbagai dampak di masyarakat. Media sosial menjadi sangat berpengaruh dalam beragam aspek kehidupan. Salah satu yang menonjol, orang bisa sangat populer dari sisi negatif maupun positif di dunia maya karena media sosial. Bahkan ada istilah artis media sosial, untuk siapapun yang terkenal di jejaring sosial dunia maya itu.

Tak pernah terbayangkan di benak Yusep Cahya Sumirat, saat dia mulai belajar mengemudikan bus di akhir 1990-an, akan menjadi salah satu artis media sosial. Tak pernah terbersit profesi pengemudi bus menjadi bergengsi karena menjadi dambaan dan dihormati orang banyak. “Saya punya akun media sosial ya biasa aja, sekedar untuk iseng, gak pernah berharap apa-apa,” ujarnya saat berbincang dengan haltebus.com, Rabu (1/6/16).

Ayah dua anak kelahiran Bandung itu, tak menyelesaikan pendidikannya hingga Sekolah Menengah Atas. Dia memilih membantu kakaknya yang sudah mengawali mengemudikan bus juruan Bandung – Garut, kala dirinya duduk di Sekolah Menengah Pertama. Jenjang demi jenjang "pendidikan" pengemudi bus dijalaninya. Mulai dari kernet, pengemudi cadangan, pengemudi bus karyawan, pengemudi bus lokal hingga bus Antar Kota Antar Provinsi. Ada PO. Duta Pangarang, PO. Bandung Ekspress, PO. Harum Prima, PO. Jayalangit dan terakhir di Scorpion Holodays. Atep, begitu sapaan akrabnya, juga sempat mengenyam "pendidikan" di angkutan barang selama beberapa tahun di PO. Bandung Ekspress.



Kerasnya kehidupan di jalan, dilakoninya tanpa beban. Niatnya Atep mantap, menjalani hobinya mengemudikan bus dan memberi nafkah untuk keluarganya. “Dulu gak mau sekolah, maunya nyupir bus, belajar sama kakak, macam-macam bus saya bawa. Sedikit demi sedikit dipercaya untuk bawa bus dan pindah-pindah sampai sekarang di Scorpion Holidays,” katanya polos.

Di tempat terakhir, tanpa disangka-sangka menjadi titik balik kehidupannya. Atep merasa kehidupan pengemudi bus tak seperti saat dia memulai pekerjaannya. Dimanapun dia berada selalu ada yang memperhatikan. Kemanapun dia pergi ada saja yang antusias memotret bus yang dikemudikannya, bahkan tak segan mereka meminta berfoto bersama.

Keadaan ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Firman Fathul Rochman, pemilik Scorpion Holidays memang mengandalkan jejaring media social sebagai sarana pemasaran saat merintis usaha bus pariwasatanya itu. Seiring dengan bergabungnya Atep hampir empat tahun lalu, sedikit demi sedikit nama Scorpion Holidays dan Atep nyaris sama dikenalnya. Bahkan, tanpa disadari kini Atep menjadi salah satu ikon karena banyak diburu penggemarnya. “Saya juga bingung kok yang paling dicari, difoto, ditanya banyak orang ya Atep itu. Awalnya bagaimana saya juga gak terlalu memperhatikan,” ujar Firman mengungkapkan keheranannya.

 








Sebetulnya Atep juga tak kurang herannya dibandingkan bosnya Firman. Namun, dari pengakuannya terungkap, bahwa dia kerap membalas siapapun yang memotret busnya di jalan dengan lampu dim, klakson atau sekedar lambaian tangan. “Mereka yang memotret saya kebanyakan juga memantau akun media sosial saya, nanti fotonya di-share ke saya,” kata Atep.


Daya tarik lain yang menjadi ciri khas armada bus Scorpion Holidays, yakni klakson berbunyi nyaring yang mengeluarkan suara telolet juga melekat pada Atep. Beberapa rekaman bus Scorpion Holidays yang dikemudikan Atep diunggah di berbagai situs jejaring sosial. Alhasil klakson kini akrab dengan dunia transportasi bus, khususnya bus pariwisata.

Terkenal di dunia maya, bukan tanpa konsekuensi. Mungkin kondisinya tak jauh berbeda dengan artis yang terkenal melalui layar kaca. Ada saja pengalaman Atep yang membuatnya tergeleng-geleng. Rupanya banyak yang iri dengan pria yang memiliki 4.856 teman dan lebih 20.900 pengikut di akun media sosialnya. “Ada orang iseng bikin akun sama dengan nama saya, akun saya dibajaklah, ada lagi yang kadang nyebar berita gak benar di medsos,” ujarnya prihatin.

Terkenal di dunia maya, tak membuat pria yang juga sering disapa Ayus melepaskan kesederhanaan. Meski tak sedikit perempuan yang meminta untuk berfoto bersama, dia masih setia dengan istri dan anaknya yang tinggal di Bandung. Atep juga tak mendapat keistimewaan dari atasannya. Kerja seperti yang biasa dilakoninya, tidak kurang maupun lebih.

Atep mengaku, sedikit banyak dia mendapat manfaat dikenal orang banyak, mulai dari banyak teman hingga ada saja penyewa Scorpion Holidays yang mengantri untuk menyewa bus sehingga jadwal kerjanya sudah tersusun rapi, tanpa ada waktu tunggu. Tahun ini, saat usianya tepat 33 tahun, sebuah hadiah lukisan gambar dirinya diberikan salah satu relasinya yang senang dengan pelayanannya. Hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, oleh Atep.

Ramah dengan siapapun, melayani penyewa Scorpion Holidays dan menjalankan tugasnya sebagai pengemudi dengan baik, menjadi kunci Atep menjadi pengemudi yang profesional. Nilai-nilai itu memang ditanamkan Firman untuk seluruh kru-nya tanpa membedakan satu sama lain. Atep selalu berpegang teguh nilai-nilai yang terkait profesinya, karena profesi pengemudi bus bukanlah profesi yang bisa dipandang sebelah mata. Dia yakin suatu saat nanti bisa mencapai kesuksesan, seperti halnya Firman Fathul Rochman yang meniti karirnya yang juga seorang pengemudi bus. (naskah : mai/ foto : mai/dok. pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar