Jumat, 06 Desember 2013

perbedaan antara HINO RK8 series dengan RG series

.
Ok, mari kita telusuri lebih jauh dari sisi teknisnya.
1. Engine & Driveline
Keduanya sudah mengaplikasi mesin OHC (Overhead Camshaft) yang mempunyai getaran dan suara yang halus dibanding mesin OHV. Tiap silindernya dilayani oleh 4 katup, yakni 2 masuk dan 2 keluar, sehingga tenaga yang dihasilkan cukup besar. Keduanya sudah dilengkapi dengan turbocharger-intercooler untuk peningkat tenaga mesin. Mesin dengan mekanisme seperti ini setara dengan mesin diesel pada passenger car generasi terkini. Oya, kedua mesin ini sama-sama EURO-2 complied, bahkan RK8J bisa langsung convert ke Euro-3!.
Perbedaannya, jika Hino RG1J menggunakan mesin seri J08C dengan kapasitas mesin 7.961cc yang dihasilkan dari silinder berdiameter 114.0mm x langkah 130.0mm, Hino RK8J berseri J08E berkapasitas 7.642cc dengan diameter x langkah silinder 112.0mm x 130.0mm.
Kedua mesin ini merupakan satu keturunan J21-Heritage milik Hino, dengan konstruksi yang serupa dan perbandingan kompresi yang sama (18.0:1). Seri RG menghasilkan daya 240Ps pada 2.500rpm dan torsi 72Kgm pada 1.500rpm, sedangkan seri RK mempunyai dua output horsepower range: 235Ps@2.500rpm + 72Kgm@1.500rpm dan 260Ps@2.500rpm + 76Kgm@1.500rpm.
Jelas di sini Hino RG1J kalah spek dari Hino RK8J yang lebih maju. Dengan transmisi yang serupa, yakni MF06S, laju keluaran mesin-pun mempunyai kemampuan yang sama. Hanya, saja, dua varian ini kembali berbagi untuk kemampuan. Hino RG lebih ditujukan untuk jalanan datar, sedangkan Hino RK lebih untuk jalanan yang bervariatif. Mau tahu buktinya?, lihat saja perbandingan gigi-nya, RG= 4.300:1, sedang RK= 5.125:1, tuuh kaan..., RG jago lari tapi capek deech.. kalau nanjak, RK 235 lari secukupnya, nanjak OK punya! , RK260 lari nyaris serupa RG, nanjaknya jauh kalau dibanding RG atawa RK235 sekalipun. Kira-kira teman-teman sudah punya jawaban untuk sektor mesin dan penggeraknya sekarang.
2. Chassis
Dari kode bodinya, Hino RG mempunyai lebih banyak varian daripada RK. RG punya dua varian; Hino RG1JNKA dan Hino RG1JSKA, RK hanya punya satu varian; RK8JSKA. RG1JNKA mempunyai sumbu roda yang lebih pendek dibanding JSKA; 5.300mm vs 6.100mm dengan overhang depan-belakang yang serupa; 2.430mm - 3.310mm. Sedang Hino RK8JSKA (meski sama-sama S-nya) mempunyai jarak sumbu roda 6.000mm dengan overhang 2.200mm - 3.070mm. Untuk gandar (axle), RG memakai Hino MF671 untuk front axle dan Hino SH16-1 untuk rear axle dengan jarak pijak 1.920mm - 1.840mm. RK memekai jenis axle yang sama, hanya jarak pijaknya lebih lebar; 2.020mm - 1.840mm. Urusan chassis frame, keduanya bak langit dan bumi alias jauh bangeett... RG mengaplikasi straight frame alias rangka kanal C datar dari axle depan hingga rear end, dengan lebar chassis tetap. RK mengaplikasi chassis tangga (ladder frame) dengan tonjolan/lengkungan chassis di atas axle belakang. Ooops, nyaris lupa!, keduanya (RG&RK) juga applicable untuk Air Suspension dengan tipe Hendrickson (R) HAS230 2-bag air suspension.
Waah, nampaknya RG yang legendaris harus bertekuk lutut pada RK untuk urusan pengendalian dan kenyamanan. Aplikasi jarak pijak yang lebih lebar membuat RK jauh lebih stabil dibanding RG terutama untuk akselerasi dan deselerasi di tikungan. King frame (begitu julukannya) pada RK juga menawarkan kenyamanan lebih pada penumpang, karena suspensi bisa bekerja (mengayun dan meredam getaran) lebih optimal dibanding RG.
3. Pengendalian
Sebelumnya, masalah pengendalian ini berhubungan erat dengan driver-nya, jadi sangat subjektif. Tetapi, dari hasil wawancara (waah, gaya..) dengan pengemudi chassis kiriman, didapat bahwa tarikan awal RG jauh-jaul lebih gila daripada RK, begitu pula untuk urusan top speed. Tapi kalau sudah menemukan tanjakan yang panjang seperti di Alas Roban, Ungaran-Salatiga, dan Purwosari-Lawang, rasanya RK jauh lebih buas melahapnya.
Kalau sudah ada bodinya, kalau sama pembuatnya (dangan catatan kualitas bodi sama), penulis sudah pernah mencoba sendiri, dan memang dari segi kegesitan berlari, RG patut diacungi jempol, tetapi urusan stabilitas, ayunan body, ridigitas chassis, RK memang raja nyamannya Hino. Tapi cocok juga, kalau mengejar kenyamanan, baiknya jangan kencang-kencang, seperti RK8 yang lembut, setuju teman-teman?
So!, mulai dari mesin, penggerak, dan chassis, kita sudah lebih tahu sebenarnya siapa lebih OK. Tapi dalam prakteknya kemampuan mesin serta chassis juga dibatasi sekaligus didukung oleh body manufacturer alias karoserinya, tapi kemampuan aslinya teman-teman bisa review di atas.
Terima kasih untuk perhatiannya. Kalau ada teman-teman yang mempunyai info lebih rinci untuk RG dan RK, boleh sharing di sini.

((sumber: Dok. SAC Lovers))

Kamis, 05 Desember 2013

O 500 R-1836, SENJATA ANDALAN JELANG MUSIM MUDIK LEBARAN




(Jakarta – haltebus.com) Hanya berselang beberapa minggu sejak diluncurkan, bus Mercedes-Benz O 500 R-1836 mulai mengaspal di Jalur Pantai Utara Jawa dan Nanggroe Aceh Darussalam. Empat Perusahaan Otobis (PO) antara lain. PO. Pahala Kencana (Jakarta), PO. Anugerah , PO. Kurnia dan PO. New Pelangi asal Medan mulai mengoperasikan chassis Mercedes-Benz terbaru mereka itu. Pengoperasian bus-bus baru memang banyak dilakukan operator bus menjelang musim mudik lebaran yang diperkirakan akan dimulai minggu keempat Juli.

Di Jakarta, PO. Pahala Kencana terhitung Jumat (21/6/13) mulai melepas kelas Super Eksekutif untuk jurusan Jakarta – Solo dengan armada andalan O 500 R-1836. Kelas ini adalah kelas baru PO. Pahala Kencana untuk jurusan Solo. Selama ini, jurusan itu dilayani oleh kelas VIP dan kelas Eksekutif. “Kami sengaja memilih Solo, karena bus-bus tujuan Solo masih menjadi barometer bus AKAP. Di jalur itu bus kelas Ekonomi sampai Super Eksekutif atau Big Top semua ada,” kata Manajer HRD dan Humas PO. Pahala Kencana Doddy Judyanto kepada haltebus.com di sela-sela peluncuran yang ditandai dengan pemotongan tumpeng di pool II PO. Pahala Kencana.

Menurut Doddy, mereka ingin menjadikan jalur Jakarta – Solo acuan pelayanan terbaik untuk penumpang. Dia mengatakan, di jalur itu karakternya sangat menyukai kenyamanan. Pilihan kursi yang dihadirkan PO. Pahala Kencana pun cukup memikat. Konfigurasi kursi 2-1 yang dilengkapi pengatur sandaran kursi elektrik. Model kursinya juga cukup eksklusif dilengkapi seat belt dan pelindung kursi mirip cangkang kerang.

    

Di jalur ini, PO. Pahala Kencana mematok tarif di kisaran Rp. 200 ribuan. Jumlah kursi pada bus O 500 R-1836 ini hanya untuk 19 orang penumpang. Jika dibandingkan dengan investasi yang ditanamkan, tarif yang dipatok tergolong murah. “Secara investasi kami sebetulnya boleh dibilang merugi. Namun kelas Super Eksekutif dengan armada O 500 R-1836 ini kami ingin menunjukkan komitmen kami untuk melayani pelanggan,” kata Doddy lagi.
Di jalur Sumatera, unjuk pelayanan juga tak kalah dengan di Jawa. Pengurus PO. New Pelangi Budi Rachmadsyah mengungkapkan, pihaknya menghadirkan kelas Super Eksekutif ala Sumatera. Bus yang mereka operasikan sejak pertengahan Juni untuk jurusan Medan – Banda Aceh itu dilengkapi ruang khusus di bagian belakang. “Kami menyebutnya family room, bisa untuk empat sampai tujuh orang, mungkin juga delapan bila badannya agak kecil,” kata dia.    
Selain ruang khusus, ada 30 bangku konvensional untuk penumpang. Meski jarak antar kursi tak selebar kelas Super Eksekutif di Jawa, ruang kaki masih tergolong lapang. Bus O 500 R-1836 milik PO. New Pelangi juga dilengkapi dengan fasilitas dispenser untuk air panas dan air dingin. Satu lagi, dibalik setiap sandaran kursi, tersedia sambungan kabel untuk sekedar mengisi battere telepon seluler selama perjalanan.
Dengan fasilitas seperti itu, Budi mengungkapkan tarif yan mereka patok untuk sekali jalan Rp. 150 ribu. Meski mengaku masih dalam taraf uji coba pasar, dia optimistis bus dengan chassis premium ini bisa diterima pasar. Terkait kenaikan harga Solar, kami tengah mempertimbangkan kenaikan tarif tiket di kisaran Rp. 160-165 ribu. Kami yakin masih bisa diterima pelanggan kami. Karaktaristik penumpang di sini adalah mereka senang dengan bus-bus terbaru, ujarnya

Di jalur yang sama Grup PO. Kurnia, PO. Anugerah dan PO. Pusaka tak mau kalah dalam menghadirkan pelayanan yang memanjakan penumpangnya. Pada bus PO. Anugerah misalnya, di bagian belakang selain ada fasilitas toilet, di dalam ruang merokok juga disediakan pantry dan bangku santai layaknya di taman. Suasana santai terasa di ruang yang juga dilengkapi layar TV ini.
Sumber haltebus.com menyebutkan, grup usaha KAP ini tengah menunggu lebih dari dua lusin chassis O 500 R-1836. Dua unit bus O 500 R-1836 masing-masing berlabel PO. Anugerah dan PO. Kurnia ini juga tengah diujicoba untuk jurusan Medan – Banda Aceh. Grup ketiga PO itu memang akrab dengan teknologi baru. Pada tahun 1996, misalnya, mereka juga memborong 20 unit chassis yang memiliki spesifikasi mirip O 500 R-1836, yakni OH-1834L yang mengusung mesin seri OM440. O 500 R-1836 mengusung mesin OM457LA yang menjadi penerus mesin OM440. Ada juga fitur suspensi udara dan retarder yang menempel pada OH-1834L. “Chassis ini menjadi cikal-bakal teknologi bus Mercedes-Benz yang masuk ke Indonesia beberapa tahun terakhir, kata sumber haltebus.com.
   

Hadirnya teknologi baru yang tertanam pada chassis yang diluncurkan beberapa pabrikan tiga tahun terakhir, kini telah mendorong gairah industri jasa transportasi bus. Selain bus-bus reguler ber-chassis O 500 R-1836 yang sudah beroperasi, ada juga beberapa bus pariwisata yang diprediksi ikut meramaikan musim mudik lebaran akhir Juli nanti. Tahun 2013 menjadi titik awal perkembangan teknologi bus yang ada di Indonesia di masa-masa yang akan datang. (naskah : mai/foto : mai/istimewa)

KELINCAHAN SPRINTER DI SAAT SULIT



(Bogor – haltebus.com) Dua unit minibus Sprinter baru dipertunjukkan oleh PT. Mercedes-Benz Indonesia (MBI) ke publik negeri ini Senin (3/6/13) lalu. Kedua mobil dikawal tiga pengemudi yang tak biasa. Mereka adalah mantan pembalap yang sengaja didatangkan oleh PT. MBI secara khusus ke Pusat Perakitan Mercedes-Benz di Wanaherang, Bogor.

Mereka adalah George Miedecke, pembalap Nascar Australia, Mathias Lauda putra pembalap Austria Niki Lauda yang mewarisi darah balapan ayahnya dan Peter Hackett, pembalap asal Australia yang menyatukan dua gelar yakni Formula 4000 dan Formula 3.

Apa misi mereka? Sederhana saja, memperkenalkan fitur-fitur keamanan yang ditanamkan pada minibus Sprinter. Peter Hackett memandu acara yang diikuti jurnalis dan pemilik armada bus reguler dan bus wisata. Para pembalap ini mengajak para undangan PT. MBI itu untuk merasakan secara langsung keunggulan Sprinter.

Dalam minibus yang baru pertama kali mengisi pasar yang belum ada di Indonesia ini, berbagai fitur keamanan ditawarkan oleh PT. MBI. Ada Anti-lock Braking System (ABS), Acceleration Skid Control (ASR), Electronic Brake System (EBS), Brake Assist (BAS) dan Electronic Brake Distribution (EBD), Airbag pada sisi pengemudi dan Electronic Stability Program (ESP) yang hanya bisa ditemukan pada produk Mercedes-Benz.

“Mercedes-Benz dikenal karena kendaraan premium-nya baik kendaraan penumpang maupun kendaraan niaga. Kami sangat optimistis Sprinter bisa diterima di pasar Indonesia karena kami melihat ada kebutuhan untuk kendaraan jenis ini,” kata CEO PT. MBI Claus Weidner.

Ada dua pos uji test Sprinter. Pos pertama, undangan diperlihatkan kemampuan Sprinter pada kondisi jalan yang licin. “Saat kita mengemudi, kita tidak tahu apa yang kita hadapi. Anda bayangkan di suatu tempat yang anda tidak ketahui, gelap, hujan, dan jalan licin,” kata Peter Hackett.
George Miedecke menjadi pengemudi penguji di pos pertama ini. Dia memperagakan bagaimana situasi mengemudikanSprinter dalam keadaan jalan yang licin dan berbelok. Di areal uji, PT. MBI menyiapkan jalan yang dilapisi terpal plastik yang dibasahi air. Tak lupa deterjen juga ditaburi di atas plastik itu untuk membuat kondisi jalan menjadi sangat licin.

Pertama George melalui jalan yang licin itu tanpa Electronic Stability Program (ESP). Alhasil minibus dengan tinggi 1,9 meter ini terlihat limbung. Roda belakang berputar cepat dan langsung berputar arah karena ‘terpeleset’. Pada kesempatan berikutnya saat ESP diaktifkan, roda belakang terlihat terarah ketika melalui jalan yang licin. Badan Bongsor Sprinter bisa berbelok sempurna dengan stabil.

Test ini cukup menarik minat para undangan. Saat dibuka kesempatan untuk ikut merasakan kondisi bus yang 'terpeleset', mereka setengah berlari menghampiri mobil yang terparkir agak jauh dari tenda undangan. Minibus ini diuji coba dengan kursi penumpang terisi penuh. Untuk dua Sprinter yang diuji berdaya angkut antara 20 dan 22 orang penumpang.
       
 Beragam komentar pun terlontar dari mereka.

“Wahh rasanya stabil. Mesin terasa menahan laju kendaraan waktu ujicoba yang kedua,” kata seorang jurnalis.

“Awalnya ngeri juga waktu slip yang pertama, tetapi waktu jalan yang kedua kok lebih stabil ya,” kata seorang pengusaha saat kembali ke tenda.

Menurut Vice President Sales Bus Operation Commercial Vehicle PT. MBI, Adri Budiman, fitur EDB dan ESP memungkinkan stabilitas kendaraan bisa terjaga. Distribusi tenaga pada roda, kata dia, diatur sedemikian rupa agar merata di setiap titik secara elektris. “Kalau tadi sempat merasakan mesin terdengar menggerung seperti tertahan, itu menandakan sistem elektris yang membantu kestabilan kendaraan tengah bekerja,” ujarnya.

Di pos kedua, uji coba lebih seru lagi. Sprinter dipacu dengan kecepatan 60 Km/jam, dan dipaksa untuk berhenti mendadak. Dalam jarak tak lebih dari enam meter sejak rem diinjak, minibus bongsor ini segera berhenti.

      

Didampingi Mathias Lauda haltebus.com berkesempatan mencoba kehandalan rem yang dilengkapi ABS, ASR dan EBS. Pada kesempatan pertama,Sprinter yang diuji haltebus.com menabrak tumpukan kardus saat rem diinjak pada kecepatan 60 Km/jam. Peter Hackett langsung berkomentar, “Ini menggambarkan kondisi pengemudi yang kurang antisipatif, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Padahal anda cukup injak pedal rem kuat-kuat”

Mathias sebenarnya telah mengingatkan haltebus.com untuk menekan pedal rem dan kopling sekuat-kuatnya untuk merasakan fungsi fitur keamanan pengereman. Dan pada ujicoba pengereman yang kedua, haltebus.com bisa merasakan gigitan roda pada aspal, dan Sprinter berhenti hanya beberapa langkah dari kardus.
       
Pada ujicoba pengereman, tim penguji juga memberikan kesempatan pada para undangan untuk ikut menjadi penumpang saat pengujian. Selain mengerem pada jalan yang lurus, mereka juga menunjukkan bagaimana minibus asal Jerman itu mengerem pada kecepatan 80-100 Km/jam sambil berbelok menghindar kardus. Pada satu sorti pengujian penumpang perempuan sempat berteriak. “Nggak..nggak lagi deh....ngeriii....,” ujar salah satu dari mereka saat keluar dari kendaran.

Fitur-fitur keamanan semacam ini memang baru ditemukan pada produk yang ditawarkan PT. MBI. Dengan ‘senjata’ itu mereka optimistis bisa diterima pasar Indonesia. Namun seorang pemilik armada bus setengah berbisik menyayangkan konfigurasi kabin yang terlihat sederhana. “Kursinya tidak bisa distel, konfigurasinya juga gak bisa diubah,” kata dia.

Sementara itu, sejumlah pelaku usaha jasa transportasi dan wisata di Bali tertarik dengan kehadiran Sprinter. Seorang pengelola jasa sewa kendaraan di sana bahkan mengaku tertarik untuk mencoba mengoperasikan satu unit. Berdasarkan informasi yang diperoleh haltebus.com, pada minggu-minggu ini, unit Sprinter diperkenalkan lebih dekat dengan pelanggan melalui dealer-dealer. Tertarik mencoba?(naskah : mai/foto-foto: mai)
 

TOPCLASS 500, PRODUK TERBARU DARI SETRA



(Jakarta – haltebus.com) 
Pabrikan bus di bawah bendera Daimler, SETRA, memperkenalkan model terbaru mereka untuk kelas premium. SETRA melansir gambar-gambar seri 500 TopClass, di situs resminya, Rabu (3/7/13). Model TopClass ini melengkapi ComfortClass untuk SETRA seri 500 yang dirilis tahun 2012 lalu. Seperti diketahui, SETRA memiliki tiga kelas model untuk berbagai kebutuhan pelanggan, mulai dari MultiClassComfortClass danTopClass.


SETRA memperkenalkan TopClass untuk seri 500 sebagai bus premium teratas. Tak salah bus yang diperkenalkan dalam bentuk gambar digital itu mengambil model bus tiga gandar (3-axle). yang diperkenalkan tahun lalu. “Topclass 500 akan tetap muda untuk waktu yang lama, Hadir untuk membuat tren dalam desain, inovasi, kenyamanan dan keamanan,” begitu bunyi rilis mereka. 

Head of Daimler Bus, Hartmut Schick, yakin bahwa produk premium dari Topclass 500 segera diminati di negara-negara Eropa. "Topclass 500 meredefinisi liga utama ‘bangunan’ bus. SETRA bus wisata menjadi ‘kartu’ untuk setiap operator bus yang eksklusif yang membedakan mereka, yang menawarkan yang terbaik untuk pelanggan," katanya.

Seperti yang kita kenal saat ini, SETRA dikenal sebagai bus dengan model yang ‘awet muda’, tak lekang dimakan waktu. “SETRA adalah dan tetap menjadi SETRA.” Hal itu pula yang ingin ditonjolkan Hartmut dan tim-nya.

Jika dilihat sekilas, TopClass seri 500 ini mirip dengan pendahulunya TopClass seri 400. Dengan asesoris lengkung di bagian garis atas kaca samping. Garis lengkung ini cukup dikenal di Indonesia. Bentuk di sudut lengkung yang lebar menurun diperbaharui, lebih futuristis. Bagian depan yang berlabur warna hitam mulai dari atas kaca depan hingga bumper memberikan kesan yang tegas. Apalagi didukung dengan kaca depan yang melengkung kaca di bagian atas kaca depan.

Model lampu depan, masih mengadopsi model ComfortClass yang elegan. Sekilas terlihat seperti pinang dibelah dua antara ComfortClass dan TopClass. Tetapi coba cermati lekuk lampu di bagian atas headlamp, garis bumper, dan ‘garis wajah’ di bawah kaca depan, pasti bisa terlihat perbedaannya. 

Seperti pendahulunya, Topclass 500 adalah kendaraan khas 'La Linea', dibagi tiga-dimensi elemen karakter. Bentuk garis aerodinamis yang manis menempel di bodi bus dan berakhir di sebuah lampu berbentuk panah. Desain independen dari wajah Setra baru dalam kombinasi dengan elemen trim chromemenekankan nilai, fungsi dan kehandalan. Kesan ‘mengambang’ pada elemen desain sebagai pesan: ringan dan dominasi. Objek prestise yang ditujukan untuk mengungkapkan rasa eksklusif yang identik dengan kenyamanan.

Bentuk aerodinamis dari bus yang disiapkan untuk bus wisata ini melewati proses pembangunan yang kompleks dan pengujian terowongan angin yang ekstensif. Transisi dioptimalkan dari ujung depan ke sisi dinding, atap dan bagian belakang menjamin tingkat kebisingan yang jauh lebih rendah di kompartemen penumpang Topclass 500. Gerak areodinamis bus ini diklaim SETRA memiliki nilai ekonomis, yakni menekan biaya operasional. 

Topclass 500 akan tersedia dalam tiga varian, yakni S 515 HDH, S 516 dan S 517 HDH dengan varian panjang 12,5 m, 13,3 m dan 14,2 m. Ketinggian kendaraan secara keseluruhan 3.88 m. Dibalik kap mesin Topclass 500, ada mesin seri OM 471 LA enam silinder segaris dengan pilihan tenaga 350 HP dan 375 HP. Kinerja mesin ditopang transmisi asli Daimler tipe GO 250-8 Powershift. Secara keseluruhan, dapur pacu andalan terbaru Daimler Bus ini berstandar emisi Euro VI. Topclass 500 adalah manifestasi konsep konstruksi ringan dan cerdas, yang mengurangi berat lebih dari 150 kilogram, namun memiliki kekokohan yang lebih besar meski lebih ringan. (naskah : mai/foto-foto : daimler.com)
 
 

BUS SCANIA PERTAMA DI SUMATERA DILUNCURKAN




(Bandung – haltebus.com) Kemajuan teknologi chassis bus kini mulai merambah tanah Sumatera. Untuk pertama kalinya, chassis bus terbaru Scania, tipe K360IB
-4x2, beroperasi di pulau yang terkenal memiliki jalur dengan tingkat kesulitan rata-rata yang cukup tinggi. Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (SAN), secara resmi mengoperasikan bus Eksekutif untuk jurusan Jakarta – Bengkulu mulai Rabu (10/7/13).

Bus premium ini direncanakan melalui jalur tradisional PO. SAN yakni menyusuri pantai barat Lampung hingga Bengkulu. “Kami ingin menghadirkan pelayanan terbaik, dengan chassis bus premium yang kami nilai cocok dengan medan Sumatera,” kata Direktur Utama PO SAN, Kurnia Lesani Adnan di Bandung, Senin (9/7/13).

Sani, sapaan akrab Kurnia, menyatakan mereka membeli tiga unit chassis Scania K360IB-4x2. Chassis ini sudah dirakit di PT. United Tractors yang menjadi distributor tunggal Scania di Indonesia. Selain memiliki tenaga yang besar, faktor kenyamanan yang ditawarkan Scania menjadi alasan lain mengapa PO SAN memilih K360IB-4x2. Operator bus yang berbasis di Bengkulu itu menjadi operator bus pertama yang menggunakan chassis bus Scania di Sumatera.
haltebus.com berkesempatan mencoba bus model Scorpion-X dari Tentrem ini saat uji coba dengan rute Jakarta – Bandung – Jakarta. Meski tak melalui jalur tradisional uji coba kemampuan bus, yakni melalui Subang – Ciater – Lembang, namun superioritas kemampuan bus cukup terasa. 
 Di jalan menanjak sepanjang Tol Cipularang menuju Bandung, bus mampu dipacu pada tuas persneling menunjukkan angka tertinggi. Bus dengan tujuh percepatan itu bisa ‘berlari’ 80 hingga 125 km/jam. Ditopang mesin Scania DC13 108 Euro III bertenaga 360HP, berada di dalam bus Scania K360IB saat menanjak, rasanya seperti kita berada di dalam sedan. Scania K360IB-4x2 terlihat ringan melahap tanjakan. Selama menanjak, bus mengambil posisi di kanan. Sesekali harus mengurangi kecepatan, bila mobil di depannya berjalan lebih lambat.

Menurut Sani, kemampuan menanjak yang ditopang tenaga 360HP sangat dibutuhkan PO SAN untuk melahap tanjakan terjal dan tikungan yang tajam di rute yang mereka layani. Trayek Jakarta – Bengkulu menjadi ujian pertama ketahanan chassis Scania di medan Sumatera. Dia juga berharap, sistem peredam suspensi udara bisa menambah kenyamanan penumpang saat melalui jalan rusak yang kerap ditemui di sana.

Fitur keselamatan pengereman yang diatur secara elektris dan diatur secara otomatis cukup menarik minat Sani untuk ‘menyicipi’. Sistem pengereman full air brake yang disebut UT sebagai Air Processing Management System dilengkapi retarder juga menambah keyakinan dia. “Selama ini kalau kita lihat di media, bus selalu identik dengan rem blong. Nah adanya kelengkapan semacam ini kecil kemungkinan rem bus blong,” kata dia.

   

Sementara itu, Sales Manager Scania Bus PT. United Tractors Andreas mengaku, pihaknya menyambut baik keinginan PO. SAN untuk mencoba chassisScania untuk lintasan di Sumatera. Selama ini bus Scania hanya dikenal di P. Jawa. “Kami siap memenuhi kebutuhan pelanggan untuk setiap medan yang berbeda,” ujarnya.

Sayangnya, jika dibandingkan dengan fasilitas untuk bus kelas Eksekutif di P. Jawa, predikat bus Eksekutif pada bus yang dibalut Batik Basurek khas Bengkulu itu belum pas. Bus-bus Eksekutif dari Jakarta tujuan Yogyakarta atau Solo misalnya hanya berisi 24 – 28 penumpang. Sementara, PO. SAN memilih konfigurasi kursi 2-2 untuk 40 penumpang. “Load factor sangat menentukan beban operasional di daerah Sumatera. Konfigurasi seperti ini sudah menjadi trade mark bus Eksekutif di Sumatera,” ujar Sani sambil tersenyum.
Beruntung, bentuk kursi yang dipilih PO. SAN cukup nyaman untuk perjalanan jauh. Duduk di kursi buatan Rimba Kencana-Malang itu, jarak antar kaki tak terasa sempit, meski sandaran kursi di depan kita direbahkan. Lebar kursi juga mendukung kenyamanan. Beberapa orang undangan yang ikut dalam road test terlelap selama perjalanan.

Medan Sumatera kini mulai dirambah bus-bus bertenaga besar, dengan fitur lengkap yang menyandang predikat bus premium. Di ujung Barat sebelah Utara Sumatera sudah ada bus-bus Mercedes-Benz O500R-1836 dengan kemampuan dan fitur yang setara. Sementara, di ujung Barat sebelah Selatan ada Scania K360IB-4x2. Adanya bus-bus premium di Sumatera menunjukkan, bahwa operator bus di sana siap mengoperasikan dan merawat bus sering disebut rumit perawatannya. (naskah : mai/ foto-foto mai/united tractors)