(Tangerang – haltebus.com) Iklim usaha transportasi bus pasang-surut sejak krisis keuangan 1997 lalu. Tidak hanya pengusaha bus yang terdampak, usaha karoseri pun ikut terimbas. Di tengah suasana seperti ini, memimpin sebuah perusahaan karoseri bukanlah hal yang mudah. Itulah yang dihadapi Gunadi Helmi, Direktur Operasional PT. Tijaya Union. “Modal saya cuma semangat,” kata dia saat berbincang dengan haltebus.com.
Lelaki kelahiran Muntok, Bangka 58 tahun yang lalu, tidak memiliki latar belakang teknis di bidang karoseri bus. Mengawali karirnya dari bawah. Tahun 1976 dia ikut berjualan mobil di Pecenongan. Tiga tahun kemudian, kesempatan untuk berkarir di PT. Permorin tak disia-siakannya. Gunadi banyak belajar di salah satu dealer besar Mercedes-Benz ini. Banyak yang dipelajarinya selama 19 tahun berkarir di PT. Permorin.
Pada 1998, ayah dua anak ini hijrah ke PT. Dipo Motor, masih dengan tugas yang sama, yakni di bagian marketing. Perusahaan ini juga menjadi dealer Mercedes-Benz. Dinilai berprestasi, Gunadi mendapat tugas untuk memimpin operasional PT. Trijaya Union pada 2005. Dia mengaku sempat terkejut mendapat kepercayaan ini.
Maklum, PT. Trijaya Union dikenal sebagai produsen bus yang memiliki nama besar yang didirikan sejak 15 November 1978. PT. Trijaya Union dan PT. Dipo Motor adalah anak usaha Grup Pahala yang bergerak di bidang otomotif. Perusahaan ini sempat merakit bus-bus Mitshubishi di Indonesia sebelum terimbas krisis keuangan di akhir 1990-an.
Selama satu tahun pertama, Gunadi mempelajari satu-persatu tugasnya sambil menata manajemen. Menurut dia, masalah terbesarnya adalah fasilitas produksi yang besar. Namun, sejak krisis ekonomi hampir 15 tahun lalu satu per satu volume dan kapasitas kerja berkurang. Sebelum krisis, karoseri yang memiliki 2 plant produksi dengan kapasitas mencapai 1200 unit per-tahun dan dikenal sebagai karoseri yang memiliki peralatan berteknologi tinggi. Di sini, tidak hanya bodi bus yang dibangun, tetapi juga menjadi pusat perakitan chasis bus-bus dirakit Mitsubishi.
Gunadi pun membuat terobosan. Berbekal ilmu marketingnya, mekanisme penjualan karoseri direformasi. Targetnya mengejar volume produksi. Dia juga mengandalkan teknologi untuk memasarkan produknya. Melalui jaringan internet, bapak dua anak ini memperkenalkan produknya. Tak puas dengan website trijayaunion.com dia juga membuat alamat yang sama di blogspot.com. “Awalnya saya cuma buka-buka website di internet sekedar iseng...eh dapat inspirasi akhirnya saya coba padukan dengan ilmu marketing saya,” kata dia.
Usaha ini menunjukkan hasil, walaupun tak seperti masa kejayaannya ada lonjakan permintaan. Gunadi secara otodidak juga memperdalam pengetahuan seputar internet. Mulai dari kata-kata kunci yang sering muncul di mesin pencaharian di internet tentang bus, hingga bagaimana menarik minat pengunjung. Bahkan, dia mengembangkan blog pribadinya, salah satunya situs baloghelmi.blogspot.com. Tak lupa dia, mengisi blog pribadinya dengan produk-produk terbaru PT. Trijaya Union.
Utak-atik yang dilakukan Gunadi ini cukup effektif. Jika anda menggunakan karoseri bus sebagai kata kunci pencaharian, di situs goggle misalnya, maka dengan mudah mendapati blog pribadi Gunadi di halaman pertama pencaharian. Dengan cara seperti ini, pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Indonesia saja, ada juga dari berbagai belahan dunia.
Dari website yang digagasnya produk-produk baru PT. Trijaya Union dikenal masyarakat. Pemesanan dari pelanggan mulai mengalir. Hal ini membuat para karyawan bertambah semangat. Perlahan tapi pasti, karoseri ini mulai menapaki kebangkitannya. Terbukti, dalam tiga tahun terakhir, berbagai model diperkenalkan ke konsumen. Tahun 2011 ini, produk berlabel Pointer diperkenalkan untuk bus besar dan bus sedang. “Sejak saya aktif di website banyak orang tertarik dan datang ke perakitan kami,” ujar Gunadi yang enggan membuka angka produksi saat ini.
Melalui internet pula Gunadi mendapat masukan-masukan atas bus-bus yang diproduksinya. Terkadang masukan ini datang dari pengguna bus, bukan hanya pemilik bus. Dia yakin, masukan baik kritik maupun saran, adalah bentuk perhatian masyarakat pengguna bus Trijaya Union. Dengan memanfaatkan jangkauan luas internet, kata dia, menjaring konsumen sekaligus masukan untuk perbaikan bisa dilakukan dengan mudah. “Inilah manfaat teknologi, saya senang bisa belajar hal-hal baru dari internet,” kata dia sambil tersenyum.(mai: foto : dok Trijaya Union)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar