Kamis, 05 Desember 2013

DUA HOBI DALAM SATU BUS



(Jakarta – haltebus.com) Bus putih dengan stripping coklat-oranye melintas apik di kawasan Sentul pagi itu. Tidak ada yang istimewa dari bus ini. Semua kursinya dibuat konvensional, kecuali di bagian belakang yang dilengkapi meja dan empat kursi berhadap-hadapan. Beruntung, haltebus.com berkesempatan ‘mengupas’ jeroannya secara langsung. Alhasil, ‘selubung’ yang menyelimuti bus pun bisa terungkap.

Adalah Rudy T pemilik bus itu, seorang pengusaha bus yang memiliki ketertarikan yang mendalam akan dunia transportasi dan hobi olah raga Golf. Bus bermesin depan ini dibangun sebagai wujud kedua ketertarikannya. “Idenya bagaimana saya dan teman-teman bisa main Golf dengan santai bersama-sama, tanpa perlu repot soal transportasi,” katanya Selasa (3/6/13).
Ide dan kreasi Rudy tercurah untuk membangun bus Golf ini. Dia menghabiskan waktu lebih dari enam bulan hanya untuk membangun bodi bus di Karoseri Rahayu Santosa. Sementara, butuh waktu setahun bagi dia untuk membangun ulang chassis yang diproduksi tahun 1970-an. Chassis bus Golf kesayangan itu merupakan warisan dari orang tuanya. Dia bersama adiknya mengelola PO. Indah Murni yang dibangun orang tuanya di tahun 1960-an.
Apa yang dilakukan Rudy wujud dari pandangan : manifestasi dari hobi atau cita-cita, hasilnya pasti bisa maksimal. Tidak sia-sia, bus ber-bodi Euroliner itu tampilannya tak kalah dengan bus-bus keluaran terbaru. “Saya sengaja memilih bus bermesin depan, karena saya butuh ruangan bagasi yang besar untuk memuat peralatan Golf,” katanya.

Rudy sengaja tidak membangun bus untuk teman-teman Golf-nya dengan standar kemewahan. Bahkan boleh dibilang amat sederhana. Ada 20 kursi berlapis kulit yang lebar dan jarak antar kursi yang leluasa untuk penumpang cukup nyaman diduduki. Sebuah lemari bertingkat yang menyatu dengan minibar dibuat di samping toilet. Di lemari ini, cukup menampung sedikitnya empat travelling bag. “Sengaja dibuat seperti bus konvensional. Pertama bisa muat banyak, jadi rame antar teman-teman. Kedua, perjalanan ke lapangan Golf juga gak lebih dari empat-enam jam,” kata Rudy.

     

Ada beberapa modifikasi yang dilakukan untuk me-refresh bus Golf. Mesin bus diganti dengan mesin dan 
‘kaki-kaki’ yang lebih baru. Selain memiliki nilai kenangan karena warisan orang tua, chassis OF-1113 keluaran tahun 1984 ini termasuk seri pertama yang diproduksi PT. Star Motor setelah pindah dari Jalan Sulawesi, Tanjung Priok ke Wanaherang, Bogor. Star Motor adalah nama pertama ATPM Mercedes-Benz yang kini dikenal dengan PT. Mercedes-Benz Indonesia.

    
  
Bus dibuat Rudy sedemikian detil, khususnya yang terkait dengan penumpang dan perlengkapan Golf-nya. Di bagasi, ada tali yang disiapkan mengikat tas-tas yang memuat tongkat Golf. Peralatan standar keamanan dan kenyamanan juga tersedia di dalam bus. Mulai tabung pemadam, pemecah kaca, seat belt di setiap kursi, dan ada rak sederhana untuk sekedar menaruh gelas atau botol minuman. Meski berpendingin udara, ada tiga kaca yang dilengkapi dengan kaca geser di bagian atasnya. Hanya ada satu pintu untuk keluar masuk penumpang, namun di pintu pneumatic itu ada tombol darurat dan pijakan kaki cukup mudah dilalui siapapun. “Maklum biasanya saya main Golf dengan teman-teman seumur,” kata pria paruh baya ini.(naskah : mai/foto : mai-istimewa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar