(Bandung – haltebus.com) Dua unit bus melaju di jalan tol dalam kota dari arah Tanjung Priok ke Cawang. Dua mobil minibus mengikutinya dari belakang. Lalu-lintas di jalan tol Senin (8/7/13) cukup lancar, sehingga kedua bus dan ‘buntut’nya bisa melaju cepat. Targetnya Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang-Bandung yang sering disebut Cipularang. Hari itu menjadi hari bersejarah bagi dua Perusahaan Otobus. PO Siliwangi Antar Nusa dan PO Blue Star untuk pertama kalinya mereka mengundang sejumlah insan media massa untuk mencoba bus-bus terbaru mereka. PO SAN mengeluarkan Scania K360IB-4x2 dari kandangnya, sementara PO Blue Star membawa Mercedes-Benz O 500 R-1836. “Kami ingin menunjukkan pada masyarakat luas bahwa kini bus-bus yang beroperasi di Indonesia ada yang memiliki fitur lengkap seperti yang dioperasikan di Eropa,” kata Direktur Utama PO. SAN, Kurnia Lesani Adnan di sela-sela acara itu. Baik Scania 360IB-4x2 dan Mercedes-Benz O 500 R-1836 memiliki kemampuan yang seimbang. Begitu pula fitur-fitur yang dihadirkan. Mulai tenaga mesin yang mencapai 360HP, fitur suspensi udara, elektrifikasi pada mesin dan sistem pengereman hingga kemampuan menjaga stabilitas bus saat meluncur. Kedua chassis ini, menurut Sani - panggilan akrab Kurnia Lesani Adnan - sengaja dipilih untuk menunjukkan kemampuan dan fitur yang tertanam padachassis bus premium awak media massa. Uji coba dimulai dari tempat peristirahatan di Km 72. Namun di trek datar Jakarta – Cikampek uji coba kecepatan sebenarnya sudah berlangsung. Kecepatan rata-rata Scania dan Mercedes-Benz di atas 80 km/jam. Sesekali Scania K360IB-4x2 dilarikan pengemudi PO SAN, Dasril, di atas 100 km/jam. Sementara speedometer Mercedes-Benz O 500 R-1836 tak bisa melampaui 100 km/jam. PT. Mercedes-Benz Indonesia, ATPM bus ini membatasi kecepatan bus bertenaga 360HP yang baru dirilis bulan lalu. Sepanjang jalan menanjak di Tol Cipularang, jurnalis yang kerap meliput kegiatan otomotif juga terlihat kagum dengan kinerja mesin. Kecepatan rata-rata saat menanjak tak jauh berbeda dengan di jalan datar, 80 – 100 km/jam. “Memang beda ya bus ini dengan bus-bus lainnya,” ujar salah satu jurnalis, Misbakhul Anam, saat kedua bus itu melewati bus-bus lain di jalan menanjak. Di beberapa kesempatan, Scania K360IB-4x2 meninggalkan Mercedes-Benz O 500 R-1836 yang kecepatan maksimumnya disegel di angka 100 km/jam. Namun, di titik-titik tanjakan yang panjang, perlahan tetapi pasti Mercedes-Benz bisa mengikuti Scania. Pada posisi persneling tertinggi di angka enam, Mercedes-Benz bisa mengimbangi Scania pada posisi persneling tujuh dengan kecepatan antara 80 – 100 km/jam. “Wahh tenaganya besar juga ya, rasio gardannya lumayan untuk tanjakan,” begitu komentar Glenn setiap kali ‘menyundul’ Scania. Ada momen menarik saat kedua bus berusaha mengejar bus milik PO. Arimbi. Selama lebih dari 10 Km dibuntuti, bus bernomor bodi 08-84 itu terlihat lincah saat menanjak. Kecepatannya di atas 60 km/jam, diatas kemampuan bus-bus lain. Namun bus bertenaga 260HP ini bukanlah tandingan bus bertenaga 360HP. Secara perlahan tapi pasti bus bisa dilampaui sejak saat mulai terlihat dalam jarak pandang 500 – 1000 meter. Diantara titik Km 80 dan Km 90 Tol Cipularang yang saat itu sepi atraksi ‘twisting’ diperlihatkan oleh Andreas. Dia memutar steering wheel Scania ke kiri dan kanan. Tak malu kalah, Glenn juga menjalankan Mercedes-Benz yang dikendarainya dengan zig-zag. Seluruh penumpang kedua bus dibuat terkaget-kaget dengan aksi keduanya. Glenn menyebutnya dengan gangnam style. Andreas mengatakan, uji coba semacam ini jarang sekali dilakukan. Menurut dia, insan media perlu dibekali pengetahuan tentang bus agar tidak salah dalam memahami bus. “Jangan nanti setiap ada kecelakaan dengan mudahnya dibilang rem blong. Dengan adanya fitur keamanan semacam ini gak ada istilah rem blong,” kata dia. Sementara itu, Sani berharap uji coba semacam ini bisa dilakukan. Dia mengatakan, kerjasama antara media massa, operator bus dan pabrikan bus untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat luas tentang keamanan dan kenyamanan bus sangat diperlukan. Tanpa ada sosialisasi yang cukup, kata dia, upaya untuk mengajak pemilik kendaraan pribadi berpindah menggunakan transportasi massal seperti bus tak kan pernah terjadi. (naskah : mai/ foto-foto : mai) |
Kamis, 05 Desember 2013
PERBANDINGAN ALA OPERATOR BUS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar